FB-LIKE

Rabu, 10 Juli 2013

Efek Merubah Kombinasi Final Gear Satria FU Standar

Tak banyak rider Satria FU seperti bro Joko ini. Usianya mungkin tidak muda lagi (jauh lebih tua dari saya kayaknya, hehe). Tapi antusiasme dan hobi ngoprek motornya tak juga surut walau ‘buntutnya’ terus bertambah (pulang nyeting motor dijalan biasanya doi terusin nyeting bini di rumah) hahaha. Selain doyan nyeting dan test motor, kawan saya yang satu ini juga aktif di forum-forum FU dan kritis kalo udah nimbrung diskusi seputar fu. Seringkali postingannya di forum FU bikin ramai, karena topik bahasannya sederhana namun nyata. Terlihat sepele namun sering terlewatkan atau tidak disadari rider FU kebanyakan. Salah satunya adalah soal setting final gear atau sprocket di satria FU.
Berikut ini adalah tulisan keduanya di rubrik artikel tamu di satria155.com. Read Through!
————
NGUTAK ATIK KOMBINASI FINAL GEAR
Sprocket Final GearFinal gear adalah rangkaian terakhir dalam pendistribusian daya/power dari mesin ke roda, seperti yg kita tahu, power/tenaga motor tercipta dari proses kompresi/pemadatan campuran bahan bakar dan udara yg dipantik oleh api busi ketika piston berada di TMA dan menghasilkan ledakan.
Akibat ledakan tersebut maka terlontarlah kruk as ke TMB, nah dengan bobot yg dimilikinya maka terciptalah yang namanya moment puntir kruk as…,nah moment puntir yg sudah tercipta kemudian memutar mulai dari rumah kopling, gigi primer, gigi rasio sampai akhirnya memutar roda melalui perantara FINAL GEAR, khusus pada artikel kali ini kita hanya membahas FINAL GEAR (sprocket) yach…tidak gearbox rasio.
Melalui final gear tersebut maka karakter motor bisa ditentukan…
Mau mengejar akselerasi atau mengejar top speed…?,mau nafas pendek atau mau nafas panjang..?,kalo mau nafas wangi lain ceritanya..hehehe..
Dalam perbincangan sesama FUers terkadang ada pertanyaan…,
Bro A : Bro motor gue standart tp koq nafasnya terasa pendek banget yach…?
Bro B : Ganti gear belakangnya sama yg kecilan…,atau ganti sama gear depan yg gedean.
Bro A : Ganti ukuran berapa ?
Bro B : Hhmmmm…berapa yach…,coba 39 : 14 aja…,bengkel gue sich rata2 pada make ukuran segitu.
Bro A : Okeeh..thank bro..
Atau ada lagi percakapan lainnya…
Bro A : Cuy…gear 41 : 13 sama gear 43 : 14 beratan mana yach…?
Bro B : Beratan 41 laaah, 41 kan lebih kecil dari 43..
Bro A : Kalo 40 : 15 sama 38 : 14 beratan mana bro ?
Bro B : Beratan 38 : 14 laaah…38 kan lebih kecil dari 40
Bro A : Gue mau main standaran track 500 nich..,pake gear brp yach ?
bro B : Pake 39 : 15 atau 41 : 15 aja, bengkel gue kemaren pake gear segitu menang…
Hehehe,,, dari percakapan diatas sebenernya jawaban tidak bisa diberikan hanya berdasarkan feeling atau ikut-ikutan seperti bro B tersebut.. Untuk menghemat biaya setting final gear, sebaiknya harus pakai hitungan, supaya gak salah bolak balik beli+ganti gear karena gak pas, jadi jangan asal main tebak-tebakan kecuali kalo udah hapal diluar kepala, toh dengan menghitung jg rumusnya mudah koq..anak SD aja jg bisa.
Hanya dengan membagi jumlah mata gear belakang dengan gear depan, kita sudah bisa mengetahui mana yg lebih berat dan mana yg lebih ringan…,mana yg akselerasinya lebih ringan dan mana yg top speednya lebih tinggi.
“Makin besar hasil bagi” nya maka karakter gear tersebut makin ringan alias enak untuk akselerasi.
Sebaliknya “makin kecil hasil bagi nya” maka karakter gear tersebut makin berat, alias cocok untuk mengejar top speed dan nafasnya lebih panjang. Nah sekarang mari kita lihat beberapa contoh kombinasi gear yang ada di dalam percakapannya si mas Bro diatas.
Contoh
39 : 14 = 2,78
41 : 13 = 3,15
43 : 14 = 3,07
40 : 15 = 2,66
38 : 14 = 2,71
39 : 15 = 2,6
41 : 15 = 2,73
Nah dari hasil hitung2an diatas kita bisa tau…,bahwa gear belakang lebih kecil tidak selalu lebih berat, dan gear depan lebih besar jg tidak selalu lebih berat.
Dalam menentukan besaran kombinasi gear, selain harus dihitung juga diperlukan rasa sadar diri…,maksudnya sadar diri kalo motor masih standart. Jadi gak usah ngoyo pakai gear kecil dengan alasan ingin mengejar top speed supaya bisa lebih tinggi. Misalkan Satria FU standart dengan kombinasi gear 43:14 top speed yg didapat di track 800m adalah 135kpj, lantas karena berniat ingin menambah top speed maka dia mengecilkan gear belakang menjadi 37:14. Lalu apa yg dirasa ? yang dirasa adalah nafas motor di tiap gigi menjadi lebih panjang. Lalu bagaimana dengan top speednya ?, dengan mesinnya yang masih standart ya JANGAN HARAP harap top speednya akan meningkat HANYA dengan mengecilkan gear belakang. Karena apa..? Karena itu cuma FATAMORGANA alias ilusi…hehehe
Fatamorgana 1 :
Dengan penggantian gear belakang lebih kecil napas terasa lebih panjang, ini bukan berarti bagu. Fakta yg terjadi adalah motor keberatan dikasih kombinasi gear segitu. Jadi memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai peak power di setiap giginya…ini yang membuat nafas terasa lebih panjang, padahal sesungguhnya mesin tersiksa. Oooohh teganya..hehehe
Fatamorgana 2 :
Dengan nafas yang terasa lebih panjang power motor terasa seperti tidak ada habis-habisnya…,dan biasanya si rider akan berkomentar: “Powernya masih ada bro,,,tapi tracknya keburu habis nich”
Hehehe…ya terang aja tracknya keburu habis…umpama tracknya ditambah 500m lagi juga tetep aja top speed gak akan bertambah, yang ada malah berkurang karena mesin gak kuat untuk mencapai peak power yang seharusnya.
Jadi untuk motor standart yg ingin menambah akselerasi..,langkah termudah yang bisa dilakukan adalah, mengganti knalpot racing dankarburator (pilar 1 dan 2), untuk bumbunya boleh ditambah porting polish. Sedangkan untuk menambah top speed caranya adalah dengan menaikkan limiter CDI. Karena RPM itu equivalent dgn capaian top speed di setiap giginya, artinya sudah dipatok, dimotor dengan stroke standart top speed 140kpj pasti didapat diangka 10.000rpm, top speed 150kpj pasti diangka 11.000rpm, dan 160kpj pasti diangka 11.500rpm (red line sekaligus safe rpm nya stroke 48,8mm).
Kalo mau nambah top speed gantilah CDI nya dengan yang bisa berkitir lebih tinggi lagi (CDI Racing). Nah untuk menambah percepatan dalam mencapai top speed sehingga dapat diraih dengan jarak yang lebih pendek..itu tugas knalpot, karbu, desain portingan dan camshaft (untuk camshaft/noken as sebenernya belum penting-penting amat kalo cuma untuk motor standart aja mah..menurut saya)
Kembali ke urusan kombinasi gearset…
Berarti kalo cuma motor standart gak usah menurunkan gear belakang untuk menambah top speed…Karena itu menurut saya salah karena gak ngefek….alias FATAMORGANA. Hehe.
by
Satria Lone Rider
Joko Prasetyo Subangun Bantal

FB-COMMENT