FB-LIKE

Kamis, 12 September 2013

Rumor Satria FU bermesin 120-125cc.

Belum terangnya keberadaan Satria FU 150 facelift tidak membuat Suzuki berdiam diri menunggu momentum yang tepat itu. Buktinya, terdengar kabar dari pihak terdekatnya, Laskar Suzuki, yang mengabarkan akan ada Satria FU bermesin 120-125cc.
Suzuki Satria FU facelift
Diprediksi akan tetap mengusung konsep bodi ayago (ayam jago), motor sport dengan mesin lebih kecil ini semakin membuat penasaran. Sekiranya Suzuki akan membekalinya dengan mesin serupa dengan varian sebelumnya, FU 150. Mesin tegak dengan 4 katub DOHC semakin disempurnakan dengan sistem fuel injection (FI).
Mesin Satria FU 150
Mesin lebih kecil? Kemunduran atau kemajuan menurut Anda?
Dari segi teknologi FI bisa dikatakan menjadi sebuah kemajuan yang mengharuskan setiap pabrikan untuk menyesuaikan dengan standar Euro-3. Mesin lebih kecil pun belum tentu juga mengindikasikan kemunduran. Pasalnya, beberapa sportbike di Eropa yang berkubikasi mesin 125cc terbukti berperforma tidak kalah dengan mesin lebih besar.
Suzuki Raider 125 Filiphina
Sebenarnya Suzuki di Filiphina sudah lebih dulu meluncurkan 'Satria FU 125', yang di sana diberi nama Suzuki Raider 125. Dari segi mesin maupun bodi, antara kedua saudara yang terpisahkan darat dan laut ini memiliki banyak kesamaan, mungkin hanya besaran mesin dan detail kecil yang membedakan.
Suzuki Raider 125 merupakan keluaran Limited Edition yang dibekali dengan mesin 125cc, DOHC, 4-katub, oil-cooled. Spesifikasi mesin ini setidaknya paling dekat dengan sosok 'Satria FU 125 FI' yang menjadi proyek Suzuki Tanah Air.
Mesin Suzuki Raider 125 Filiphina
Apakah Suzuki nasional hendak memboyong Raider 125 ini ke pasar otomotif kita? Daripada penasaran, kita nantikan saja perkembangan kabar selanjutnya.
(kpl/abe)
Sumber: Otosia.com

Mengatasi Suara Berisik Pada Satria FU

Buat penyemplak Satria F150 mungkin pernah mengalami hal seperti ini, Mesin dirasakan berisik. kretek-kretek-kretek begitu bunyinya Bro. Nah, jangan panik bro! Ini masalah biasa, karakter mesin 4-tak ber-CC besar. Apalagi mesin satria kita berteknologi DOHC, Twin Cam, yang memiliki klep jauh lebih banyak dibanding mesin 4-tak biasa.



Sebenarnya mesin berisik ada beberapa penyebab. Biasanya nih, mesin berisik disebabkan:

1. Katup yg berbunyi
2. Bunyi dari bagian piston
3. Bunyi dari bagian rantai timing
4. Bunyi dari bagian kopling
5. Bunyi dari bagian crankshaft
6. Bunyi dari bagian transmisi

Nah penyakit yang biasanya dihadapi satria FU 150 biasanya bersumber dari bagian rantai timing, bahasa umumnya rante keteng. Kenapa sih bisa bikin berisik? ya penyebabnya bisa karena rantainya sudah 'uzur' bin melar, sproket (gir)-nya aus, atau karena stelan rantainya tidak pas lagi alias perlu distel lagi kekencengannya.

Terus gimana sih solusinya nih? Males banget, motor keren eh bunyinya berisik banget. Huh!!!. Paniknya hati ini, melihat motor kesayangan bunyi mesinnya teriak2.

Sederhana sih solusinya, cukup dicek cam chain tension adjuster-nya bahasa gampangnya cek alat penyetel otomatis rante keteng. Cek apakah masih berfungsi atau tidak. Jika sudah tidak berfungsi maksimal ya memang musti diganti. Jadi ngak perlu asal claim minta diganti. Kalo masih berfungsi, artinya perlu distel lagi tuh tensioner!.

Ente pasti nanya deh, yakin tuh gara2 tensionernya yg gak bener? Logikanya sih gini bro. Motor kita ini baru, kemungkinan cacat produksi memang ada, namun itu sangat kecil kemungkinannya. Apalagi perusahaan sekaliber Suzuki, pasti ngak sembarangan membuat suatu produk. Minimal mereka telah menerapkan quality control setaraf 6 sigma, bahasa umum dikalangan specialist quality control. Jadi rantai timing - rante keteng- kendor alias melar bin uzur ataupun kasus sproketnya yang aus karena masa pakai harian

Udah percaya kan ente-ente?..

Tuh kan nanya lagi, Bos, gimana nih ngecek kl tensioner adjuster masih berfungsi baik? bener kan, pasti nanya.

Gini nih caranya:

1.. Buka Cam Chain Adjuster Tensioner dari tempatnya. Gunakan kunci no 8.
2.. Setelah dibuka, dengan menggunakan obeng ( - )masukkan ke dalam celah tegangan rantai cam dan putar searah jarum jam untuk mengendorkan tegangan, kemudian lepaskan obeng ( - ).
3.. Untuk memastikan gerakan batang penekannya, bila batang penekannya macet/mekanisme pegasnya rusak ya harus diganti penyetel tegangan rantai keteng dengan yang baru.

Jadi, ngak melulu tensioner adjusternya musti diganti, cek dulu masih bekerja atau tidak. Jika masih bekerja, tinggal menyetel ketegangan rantai cam yang sesuai. Kalo sudah tidak berfungsi barulah diganti. Untuk berbagai kasus, penggantian ini biasanya gratis, karena masih dalam masa garansi.

OK, sekarang katakanlah cam chain tensioner adjuster masih berfungsi. Cara memasangnya gimana nih, apakah tinggal pasang aja atau perlu perhatian khusus?

Berikut ini langkah-langkah yang kudu duperhatikan pada saat akan memasang kembali alat tersebut.

1.. Sebelum memasang, pastikan pegas penegang sudah dikunci. Caranya dengan obeng (-) putar searah jarum jam.

2.. Putar Crankchaft pada arah yang normal untuk menghilangkan kekendoran rantai antara crank sproket dan exhaust sproket.

3.. Setelah memasang cam chain tension adjuster, putar obeng (-) berlawanan arah jarum jam. Pada saat cam chain tension adjuster berputar batang penegang akan terdorong oleh daya pegas dan menekan cam chain tension adjuster yang sekaligus menekan rantai cam.

Nah, begitu bro inpo-nye...
Ente boleh coba sendiri, tapi sebaiknya didampingi mekanik yang berpengalaman.



Servis ? Nggak Usah Ke Bengkel!

Tak sedikit yang beranggapan, kalau teknologi motor semakin canggih, maka perawatannya juga bakal makin susah. Sehingga pemilik motor takut untuk melakukan tune-up sendiri (selepas garansi servis) dan harus dikerjakan oleh bengkel atau mekanik ahli. Padahal tidak juga lo. Misalnya Suzuki Satria F150 yang mesinnya dilengkapi teknologi DOHC (double overhead camshaft) plus oil cooler.



"Justru perawatannya lebih mudah dibanding motor 4-tak lainnya yang masih menganut sistem pelatuk pada klepnya, kayak Shogun," bilang Sofyan Sumarkoco, kepala mekanik Suzuki Margonda, Depok, Jabar. Misalnya mengenai clearance klep. Dalam periode tertentu, sekitar jarak tempuh 3.000 km, Shogun mesti dicek kerenggangan klepnya. Jika melebihi batas yang dianjurkan, wajib disetel ulang. Nah, untuk menyetelnya, tidak semua orang bisa. Apalagi jika gak punya special toolsnya (feeler gauge).

Sementara di Satria F150 tidak perlu. Soalnya, pada teknologi DOHC, kem langsung mendorong klep tanpa melalui pelatuk. "Antara klep dan kem diantarai shim. Sehingga kemungkinan celah klep renggang, sangat lama. Mungkin bisa di atas jarak tempuh 25 ribu km atau kira-kira 2 tahun. Dengan catatan sistem pelumasan baik," jelas Sofyan. Makanya, klep Satria F150 tidak punya setelan.

Mengenai perawatan lainnya, sama saja seperti motor-motor lain. Misalnya membersihkan karburator tiap kali ganti oli mesin (per 2.500 km). Itu bisa dikerjakan sendiri di rumah. Jadi enggak perlu ke bengkel! Prosesnya sami mawon kok dengan Shogun. Sekalian membersihkan filter udaranya yang terbuat dari busa (diganti tiap 20.000 km). Caranya cukup direndam bensin atau air sabun, lalu peras pakai satu tangan dan kemudian keringkan.



Selanjutnya mengecek kerenggangan rantai, dengan cara menekan rantai sebelah bawah pada bagian tengah (gbr.1). Jarak kerenggangan yang ideal antara sebelum dan sesudah ditekan adalah berkisar 1-1,5 cm. "Bila lebih atau kurang dari itu, segera atur ulang setelan kerenggangan rantai di ujung swing arm dekat as roda," saran Sofyan.



Item lain yang perlu dilakukan adalah membersihkan busi. Gunakan sikat kawat (jangan pakai ampelas) untuk membersihkannya (gbr.2). Oh ya, tiap jarak tempuh 8.000 km, busi wajib diganti agar performa dapur pacu tetap fit. Begitu pula dengan filter oli yang terletak di bak mesin kanan (diganti per 8.000 km berbarengan saat ganti oli mesin).



Cara menggantinya mudah kok. Tinggal buka baut cover oil filter pakai kunci 8 mm (gbr.3), lalu tarik filter oli yang lama keluar. Sebelum, saringan baru dipasang, bersihkan dulu endapan kotoran yang kemungkinan menempel di rumah filter pakai kain bersih.



Jarak main rem, baik rem depan maupun belakang juga harus diperhatikan. Bila terlalu dalam, segera setel ulang sesuai jarak ideal atau yang dianggap nyaman buat tangan dan kaki. Caranya tinggal menyetel baut penonjok master rem di pangkal tuas rem (gbr.4).

"Jangan lupa pula memeriksa baut-baut pegangan mesin, bodi, kaki-kaki dan sebagainya. Kencangkan secukupnya bila kendur," pesan Sofyan. DiC

Sumber: Otomotif Online



Karburator, Busi, Koil

Pertanyaan dan jawaban seputar penggantian part untuk Suzuki Satria F150, tentang masalah karburator, busi, dan koil. Informasi ringan tapi cukup penting untuk kita pahami.

Pertanyaan

Aku punya Suzuki Satria F150 dan berencana ingin ganti karburator.

1. Apa karburator motor 2-tak bisa dipakai ke motor 4-tak? cocoknya pakai tipe apa?

2. Apakah main jet dan pilot jet-nya harus diganti sesuai dengan standarnya?

3. Katanya karbu tipe flat slide lebih bagus dari round slide?

4. Saya juga ingin ganti busi racing. Merek dan tipe apa yang cocok untuk motor saya?

5. Apakah dengan mengganti koil dengan punya Thunder 250 berpengaruh banyak pada pengapian?

Trims buanyak buat semuanya.

Saran & Solusi

1. Bisa
Karburator vakum standar F150 memang rada sayang untuk dijahili buat meningkatkan kecepatan.

Solusinya bisa memilih karbu motor 2-tak. Anda bisa lirik karbu milik Yamaha RX-King (Mikuni 26 mm), Suzuki RGR (Mikuni 26 mm) atau Honda NSR150R (Keihin 28).

Namun untuk kemudahan mencari komponen karbu, seperti spuyer dan harga yang terjangkau, ada baiknya pilih Mikuni 26 mm. Tf1.Mikuni.
Tinggal pasang dan mudah didapat

2. Bukan diganti sesuai dengan standarnya, tetapi settingan diatur sesuai kebutuhan motor.

Untuk itu Anda mesti riset sendiri, misalnya saat memilih spuyer.
Karena masih baru, coba pilih main jet 130 dan pilot jet 20 buat patokan. Lantas nyalakan mesin dan tes jalan.

Baca kondisi ruang bakar dari busi. Jika belum pas karena campuran terlalu kaya atau miskin, silakan naik-turunkan spuyer.

3. Karburator flat side (kotak) atau round slide (bulat) punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karbu kotak dikenal lebih presisi dalam menakar bahan bakar.

Lantas karena bentuk skep kotak, kebocoran dari samping kanan kiri skep lebih bisa diminimalisasi.

Kekurangannya, spare part sulit dicari. Sedang karbu bulat, onderdil dan pilihan nosel sangat mudah ditemui dan bervariasi.
Hanya untuk kepresisian agak di bawah kotak.

4. Busi dingin atau biasa disebut busi racing punya karakter melepas panas dengan cepat.
Cocok buat motor yang dibawa dalam kecepatan tinggi atau kondisi ekstrem secara terus menerus.
Nah apakah motor Anda dikendarai dalam kondisi seperti itu?

Jika tidak bakal percuma. Soalnya jika dipaksa ganti dengan tipe dingin, busi akan cepat mati.

Sayang uang Anda, apalgi busi dingin agak susah didapat dan harganya mahal.

Sekadar panduan, busi standar F150 yakni NGK CR8E atau Denso U24ESR-N. Jika mau yang dingin, pilih dengan kode angka lebih tinggi.

5. Koil saja tidak cukup. Karena masih ada CDI, aki atau kumparan yang menentukan besar kecilnya pengapian

Sumber: Tabloid OTOMOTIF


Doping Performance Satria F150

Motormania, khususnya pemilik Suzuki Satria F150, boleh bersenang hati. Sebab sekarang banyak parts performance untuk mendongkrak tenaga motor itu agar lebih liar.
Dibilang begitu, karena tenaga aslinya saja sudah mumpuni untuk diajak ngebut.

Nah, bagi yang belum merasa puas, tinggal tambahkan doping pemacu tadi.

Dari knalpot hingga busi juga telah tersedia. Sok, pilih sesuai kemauan dan dana di kantong. Tetapi ingat, karakter peranti juga kudu diperhatikan.

Tujuannya, agar jangan sampai bentrok sama peranti aslinya.

Maksudnya, setelah pakai part itu, eh akselerasi motor malah memble.

Sebab, semua alat itu saling terkait antara satu dan lainnya.
Apa aja sih ? Mari kita bedah bersama!

Per Kopling

Buat menyempurnakan penyaluran tenaga mesin, harus didukung entakan kuat.

Maksudnya, respons tendangan balik per kopling.

Kerenggangan per pun tetap terjaga.
Sebab kampasnya tak selalu bergesekan dengan pelat kering.
Sehingga peranti itu lebih awet.

Punya engine bagus, tapi bila entakan koplingnya tidak, sama juga bohong.

Rpm mesin tak akan menyentuh putaran tinggi, ujar Cepi, mekanik Pro SE.
Solusinya, bisa pakai merek Inspiro dijual dengan harga Rp 150 ribu (hitam) dan Rp 100 ribu (kuning).

CDI

Kuda besi sekarang banyak dilengkapi CDI dengan pembatas rpm alias limiter. So, jangan protes kalau puncak tenaga mesin enggak pernah kesampaian.

Baiknya, ganti tipe CDI unlimiter, ujar Sumantri bos Chips Motor di Pos Pengumben, Jakbar.

Sudah banyak CDI impor yang datang untuk memuaskan hasrat ngebut para F150-ers.
Misalnya, CDI racing buatan Thailand, seperti LEK, Shindengen dan TDR.

Harganya bervariatif antara Rp 1,1 sampai Rp 1,7 juta.

Namun tak ada salahnya mengaplikasi buatan lokal!

Sebab, kualitasnya tak kalah bersaing dengan peranti pengapian dari Thai itu, lo!

Sayang, baru satu buatan Indo yang berani bertarung.

Yakni merek BRT yang bisa ditebus dengan harga Rp 550 ribu.

Knalpot

Untuk menyalurkan gas buang, pilihan knalpot yang ideal jadi penentu akselerasi. Sebab jika tak tepat, lari motor malah tertahan.

Knalpot besar belum tentu menambah power mesin, ujar Dodo dari Dodo Motor Sport Racing, di Cileduk, Tangerang.

Selain tertahan, jika mengaplikasi tipe gambot, terkadang tenaga cendrung ngempos alias terbuang percuma.

Maka pemilik Satria F150 (F150-ers), harus pilih yang memiliki spesifikasi volume sesuai karakter mesin.

Pilihanya, beragam knalpot impor dan lokal bisa jadi diaplikasi. Misal, buatan Thailand seperti merek Yoshimura.

Terbagi 2 macam, tabung bahan titanium dilego Rp 2,3 juta dan stainless steel Rp 1,1 juta.

Lainnya, merek Endurance model silencer oval ditawarkan Rp 1 juta.

Lalu Performance lapis karbon ditawarkan Rp 1,3 juta dan penyalur gas sisa pembakaran berbahan stainless steel merek KR9 buatan Thailand dilepas Rp 1,1 juta.

Bila tak ingin mengganti keseluruhan bagian knalpot, cukup tukar silencernya saja.
Buatan lokal bisa jadi alternatif, soal kemampuan tak kalah dibanding merek Thailand.
Misal merek Sinergy dilego Rp 400 ribu.

Lainnya, merek Five Star dengan harga Rp 350 ribu dan bisa tembus hingga 12 ribu rpm.

Karburator

Beralih ke piranti penyalur semburan bensin alias karburator juga banyak. Mulai bikinan Amrik, Jepun hingga Taiwan dapat digunakan.

Ukurannya dari 28 hingga 32 mm ujar An An Kuda juragan Pro SE Racing di kawasan Kebon Jeruk III, Jakbar.

Nah, bicarain karbu, tinggal pilih.
Mau merk Keihin atau Mikuni ?

Keihin tipe PWK 28 mm, buatan 3 negara diatas, dilepas Rp 950 rb - Rp 1,9 juta.

Tipe FCR 28 mm vacuum Rp 3,5 juta.
Merek serupa untuk Honda NSR SP bisa dijagokan buat F150

Sedang Mikuni, hanya tersedia dua option.

Tipe TM28 mm, pilih buatan Taiwan yang dijual Rp 1,2 juta atau Jepun Rp 2,1 juta.
Bedanya ada dibagian tengah.

Racikan Jepang mengaplikasi nosel, jarum skep dan cut away (bibir karbu) yang lebih besar ketimbang Taiwan.

Busi

Sabar ! Meski Satria F 150 telah dilengkapi OIL COOLER, mesin juga butuh pendinginan tambahan. Ingin pasang dua peredam panas mesin ?

Ingin pasang dua peredam panas mesin ?
Wah, enggak mungkin, tuh !

Jalan keluarnya pakai aja busi tipe dingin.
Merk NGK Platinum CR8EGP, dilego Rp 90 ribu.

Sumber: Tabloid OTOMOTIF



Jangan Telat Mengganti Oli

Oli sebagai pelumas mesin tentu mempunyai masa pakai yang terbatas. Ini disebabkan selama bekerja, oli tentu mengalami kondisi-kondisi seperti temperatur yang tinggi dan terkontaminasi dengan zat asing seperti aditif, kotoran (sludge), atau bahan lain. Satria F150 merupakan salah satu mesin dengan temperatur tinggi.

Temperatur tinggi paling banyak membuat oli mengalami oksidasi semakin besar. Pada setiap kenaikan suhu 10� C, oksidasi akan meningkat dua kali lipat.

Pada saat oli mengalami oksidasi, oksigen akan bereaksi dengan molekul-molekul pelumas dan menghasilkan asam dan lumpur oksidasi. Seperti yang telah kita ketahui, zat yang bersifat asam akan memicu terjadinya korosi. Sedangkan lumpur oksidasi menyebabkan viskositas oli jadi meningkat, tetapi viskositas indeksnya menurun. Pada tingkat yang cukup serius akan membuat oli jadi lebih kental dan pada kondisi dingin (awal) oli bisa sampai membentuk gel. Hal ini tentu akan menyulitkan ketika mulai menghidupkan mesin di pagi hari. Daya hantar panasnya juga mulai berkurang karena larutan pelumas sudah tak satu senyawa dengan ukuran partikel yang tidak sama lagi. Oleh sebab itu, oli perlu segera diganti.

Waktu Ganti Oli
Menurut beberapa mekanik bengkel, saat ganti oli yang tepat pada umumnya adalah 5.000 km untuk oli mineral, sedangkan untuk oli sintetik mempunyai masa pakai yang lebih panjang hingga tiga kali lipat. Ada satu hal yang perlu diketahui, bahwa untuk mengetahui saat yang lebih tepat mengganti oli adalah berdasarkan work hour (jam kerja) mesin, bukan jarak tempuh (mileage) mobil. Di kondisi jalan yang berat atau macet seperti lalu lintas Jakarta, mesin terus bekerja meskipun mobil tidak bergerak sehingga oli pun terus bekerja melakukan tugasnya. Jadi, bila kondisinya demikian saran dari mekanik bengkel di atas harus lebih diperhatikan.

Kental = Suara Mulus?

Ada pendapat yang mengatakan, bahwa semakin tinggi viskositas oli dapat membuat suara mesin semakin halus. Hal ini berdasarkan pemikiran, bahwa semakin kental larutan akan lebih solid dalam meredam getaran atau suara mesin. Namun dengan teknologi pelumas yang semakin maju, pemikiran seperti itu sudah mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan sudah adanya penambahan aditif langsung pada oli. Di antaranya adalah lapisan film yang dapat lebih melindungi permukaan logam mesin walaupun oli terbuat dari base oil yang relatif lebih encer.

Tren yang ada saat ini adalah oli yang mendukung efisiensi bahan bakar, penggunaan atau masa pakai yang lebih lama, sehingga menuntut produsen untuk menghasilkan oli dengan viskositas rendah. Misalnya saja dengan SAE 10W-30 atau SAE 15W-40 tetapi dengan lapisan film yang semakin tahan terhadap gesekan dan beban akibat kerja mesin.


Tips & Trik Merawat Mesin Sepeda Motor


Setiap pengguna sepeda motor pasti berharap bisa
mengendarainya untuk jangka panjang. Untuk itu pemilik
sepeda motor harus memperhatikan perawatan mesin
karena kondisi mesin sepeda motor tergantung dari
pemeliharaan dan kebiasaan pemiliknya dalam
mengendarai. So tak ada salahnya Anda cermati tips dan
trik tentang merawat mesin sepeda motor berikut:

- Tanda-tanda kerusakan

Pada umumnya setiap kerusakan pasti akan terdapat
tanda-tanda terlebih dahulu kecuali jika terjadi
hal-hal yang menyimpang misalnya kecelakaan. Untuk
mengantisipasinya maka perhatikan apabila ada gejala
yang tidak normal/tidak seperti biasanya pada sepeda
motor Anda. Sikap demikian akan membantu dan
memudahkan Anda untuk mendeteksi kerusakan lebih dini.

- Cermati kerusakan

Apabila terjadi kerusakan mesin maka perbaikan tidak
boleh ditunda lebih lama dengan kata lain harus segera
diperbaiki. Namun ingat, jika Anda tidak punya cukup
keahlian jangan sekali-sekali membongkar dan
memperbaikinya seorang diri. Karena disamping buang
waktu dan tenaga maka kerusakan bisa jadi akan tambah
parah. Lebih baik segera Anda bawa ke bengkel.

- Kerusakan beruntun

Apabila sepeda motor Anda mengalami gejala kerusakan
yang berturut-turut dan lebih dari satu sebab maka
cara yang paling tepat adalah periksalah bagian-bagian
yang mudah dicapai terlebih dahulu satu per satu baru
kemudian ke bagian-bagian lain. Anda bisa membawanya
ke bengkel dengan keterangan yang lengkap jadi akan
memudahkan mekanik nya untuk memperbaikinya.

- Kerusakan kecil

Apabila terjadi kerusakan kecil di jalan seperti
kerusakan pada mur, baut, kabel-kabel, kebocoran
bensin/oli yang tidak memerlukan pembongkaran mesin
yang ruwet maka Anda bisa melakukan perbaikan sendiri.
Akan tetapi jika kerusakan yang terjadi mengakibatkan
patahnya komponen utama dan memerlukan pembongkaran
mesin Anda harus membawanya ke bengkel service.

Nah, tak sulit bukan jika Anda mulai mencoba
bersahabat dengan kendaraan sendiri, semakin rajin
merawat, tentu semakin sedikit biaya yang bakal anda keluarkan
Diterbitkan di Darwinbheblogspot.com

Kamis, 29 Agustus 2013

Data-data Modifikasi Satria F ( Dwi Batank )



Data Modifikasi :
Data Modifikasi :  
Motor: Suzuki Satria FU 150 2004
Kelas: Bebek Tune Up s/d 200 cc
Pembalap: Dwi Batank
Kompresi : 13,3 : 1
Volume head (buret): 15,8 cc
Piston : LHK 7.0 Dome 0,3
Timing pengapian : 36°
LSA : 105
Durasi Kem: 270° in, ex
Klep: KLX 250
Per klep: Jepang
Diameter in-let : 32 mm (bulat)
Diameter out-let : 30 mm (bulat)
Karbu: PWK 33
Manifold: Akal-akalan
Busi: NGK Platinum
Kruk as : Standart
Pompa oli : Standrat
Kopling : Standart
Rasio 
gigi-1: 14/31
Gigi-2: 15/25
Gigi-3: 19/24
Gigi-4: STD
Gigi-5: STD
CDI dan kurva-nya: Rextor GRM
Kenalpot : MCC
Sokbreker depan : Yamaha Mio
Sokbreker belakang : YSS ninja KRR
Cakram depan: Standart
Rem belakang: Honda Karisma
Ban depan/belakang:  Depan FDR belakang IRC Eat My Dust
Pelek depan/belakang:  Exxel Takasogo 
Gir/sproket/rantai: SSS/14-35 

Korekan kuda Besinya Dwi Batank Best Time 7.5 detik

ManiakMotor – DOHC (double over heat camshaft) pada Suzuki Satria F150 yang lebih tenar FU kelebihannya mudah untuk dapat efisiensi volumetrik. Dengan dua noken-as atau camshaftnya, ada empat lubang yang disumpal katup klep pada  kepala silinder.  Dua masuk dan dua buang. Sirkulasi bahan bakar isap dan dan lepas mendekati kapasitas, itu disebut efesiensi volumetrik, brosist. Jarang yang mendekati 80 persen efesiensinya. Salah satu penentunya inlet dan outlet, iya! Tapi masih banyak yang lain seperti pengapian, karbu dan setting seperti Satria FU Solo yang mengagetkan di Drag Bike 201 meter baru lalu. 
195 CC
Volumetrik sengaja atau tidak, itu yang dilacak brother mekanik balap yang menggunakan motor bakar, bukan karung. Membesarkan kapasitas diiringi korek ini dan itu, sama dengan mengisi volumetrik. Seperti pengorek FU Solo dipacu Dwi Batank (Abakura Ditra Jaya) yang melumat FU Kontroversi dan Jupiter Z Pele di Tegal, Jateng ini.

Juga kembali duuuk... menyepak keduanya di Pertamina Drag Bike Banjar Patroman, Jawa Barat, 1 – 2 Desember 2012. “Model yang saya pakai adalah overbore, untuk rpm. Bila Batank jokinya, dia bisa kontrol tenaga 31 dk saat di dyno,” kata Wawan Kristianto, tuner FU dari Solo, Jateng yang telah mencetak dua kali 7.5 detik atau lebih cepat dari FU Kontroversi yang 7.6 detik. Itu didapatnya di Demak, bulan lalu.  
Silinder diisi piston LHK 70 mm yang dipegang pin piston 15 mm. Diameter piston itu diikuti  sumur silinder yang aslinya 62 mm. Stroke atau langkah torak dinaikkan 2 mm  yang standarnya 48,8 mm. Dengan menghitung isi silinder, hasilnya 195 cc. Persis kelas yang diikutinya bebek tune-up s/d 200 cc. Masih kurang 5 cc sebenarnya.  
Tetapi bukan itu yang dihitung. Membengkaknya kapasitas, permintaan ruang bakar juga berubah. Seperti di atas tadi, FU lebih mudah karena ada empat lubang pada pale silindernya. Hitung, setiap lubang inmisalnya diameternya mengikuti klep KLX250 yang dipakai. Andai klep KLX diameternya 25 mm, total lubang masuk FU Solo ini 50 mm.

Badingkan dengan SOHC (single over head camshaft), menggiring lubang masuk jadi 33 mm saja sangat riskan. Harus tambal sulam dengan las aluminium memermak sudut-sudut klep-nya. Salah dikit, kepala silindernya masih untung akan dibeli tukang loak. 
Dengan diameter lubang masuk 50 mm pelayanan kapasitas 195 cc akan bisa didekati. Itu yang kata orang efesiensi volumteriknya-nya mendekati 80%. Maksudnya, bahan bakar yang harus terbakar di ruang bakar seharusnya 156 cc. Angka ini 80% dari 195 cc. Ini pun kudu dilepas dengan bersih. Makanya, ini FU juga pakai dua klep KLX pada lubang buang. Untuk lebih jelasnya silakan lacak diameter klep KLX.
KARBU PWK 33
J
angan dikira 156 cc alias efesiensi 80 persen akan didapat dengan hanya menaikkan kapasitas dan mengorek semua lubang pernafasan. Belum, coy and boy dan amoy! Lho, brosist ke mana? Pengiriman bahan bakar juga baru bagian dari pelayanan volumetrik. “Saya pakai karburator PWK 33 mm. Ini sudah imbang dengan lubang-lubang pada head,” cocor Wawan yang tetap ‘dikit-dikit’ membelokkan data modifikasinya. Tidak apa-apa itu dapurnya.

Rahasia juga bisa. Tinggal kemampuan portal ini mengolahnya dan semoga bermanfaat buat sampeyan. Saat dapat  07.565 detik di Tegal, karbu ini disetting dengan main-jet 135 dan pilot-jet 48. Sengaja ini ditulis, agar yang disebut efesiensi volumetrik bisa didapat. Mana bisa tanpa setting akan bersih ruang bakarnya.  Sebenarnya saat lomba di Tegal, juga mengubah gigi rasio 4. Nah ini ada di BERITA TERKAIT.

Belum lagi cerita kem. Soal angka-angka derajatnya lihat Data Modifikasi. Penentuannya bukan soal angka derajat terhadap kem. Tetapi menyamakan ukuran kedua kem wajib sama. Bila tidak, jokinya sembari balap tertawa sendiri dari balik helm, kecikikan. Begitu mau finish makin wakakak, saking gelinya akibat getaran yang berlebihan. Maklum manual teknologi dengan modal gerinda.  Weeeeeeng.... itu suara gerinda.
Inti volumetrik itu, “Mengubah bahan bakar jadi energi. Semakin bersih atau tuntas pembakarannya, itu yang kita kenal sebagai power.  Derajat kem, kompresi dan pengapian bagian untuk mendekati velumetrik. Vulometrik itu hanya ukuran cc, mm dan kg yang barhasil dibakar. Tapi sangat jarang yang dapat 80%, kecuali seperti di MotoGP yang material metalnya titanium dan komputerisasi semua,” timpal Om Gandhoel atau Sri Hartanto soal volumetrik. Mekanik senior itu yang bicara karena FU Solo ini pakai pengapian GRM, produknya dia.
Hahaha... promosi nih. Berarti FU belum 80 persen dong? Walah bisa lebih kencang lagi tuh. Ardel  

Rabu, 10 Juli 2013

Korek Harian Lagi by CMS Speed

1. Langkah pertama yg paling gampang, ganti Pilot jet dengan ukuran 17.5, bisa pake punya shogun lama. Harga palingan 30rb. Klo mau lebih murah pake merek Kitaco harnganya 17,5ribuan

2. Lepas paking kepala silinder, pake 1 lapis aja yang tengah, langkah ini berarti naikin rasio kompresi dari standarnya 10,2 menjadi sekitar 11,4. Langkah ini siy ke bengkel aja, misalnya sekalian pas servis besar. Klo mau naikin kompresinya lebih tinggi lagi, paking blok bawah bisa dilepas dan ga usah pake paking, cukup pake lem paking aja (yang atas tetep pake 1 paking), trik ini dah dicoba mekanik jogja dan terbukti piston gak tabrakan dengan klep ataupun ada kebocoran oli. Langkah lepas paking blok bawah ini pengen aku cobain tapi blum sempet, ntar pas servis besar lagi aja kayanya.
3. Porting lubang in & out. Lubang in dan out masing-masing di gedein diameternya 1 mm Yang ini juga harus ke bengkel. Beberapa bengkel top mematok harga 300rb hingga 500rb. Tapi bengkel2 balap rumahan palingan 100rb.
4. Ganti karbu (berarti langkah nomor 1 ga perlu), saran pake punya RX King (karena murah, dan cocok dan bisa langsung pasang ke intake manifold dan filter udara standar), spuyer bisa coba PJ 20 MJ 135, setelan udara 1,5 putaran berlawanan arah jarum jam (plis note tiap motor bisa beda2), posisi klip jarum skep di ulir nomor 2 dari atas. Alternatif lain bisa juga pake punya NSR SP yakni Keihin PE 28 harga barunya 600 rbuan yang Thailand (Awas barang palsu china). Klo ganti karbu, sebaiknya juga pasang keran bensin model kompresor buat gantiin aslinya yang model vakum…biar aliran bensin lancar…
5. majuin gigi TOP 1 mata, ini berarti majuin waktu buka tutup katub masuk dan buang. Kalo mau lebih advance lagi setingannya adalah klep masuknya dimajuin 1 mata trus buangnya dimundurin 1 mata…istilah teknisnya buat nyempitin LSA-nya (Lobe Separation Angle…buat optimalkan proses pembilasan di putaran tinggi…hehehe…bingung, bingung deh….), hasilnya juga mantap tapi kerenggangan klep harus dibikin lebih sempit (jadi in 0,07 mm dan out 0,1 mm) dari ukuran standarnya dengan cara mainin tebal shim-nya. Yang ini siy jelas mending ke bengkel aja deh…trus bengkelnya juga harus yang jago.
6. lepas saringan udara (klo dah ganti karbu), yang dilepas hanya elemen saringan udaranya aja…itu tuh yang ada ada kertas saringanya. Sedangkan boknya masih terpasang dan tersambung ke karbu . Kalo masih tetap mau andalkan karbu standar maka saringan satndar masih dapat dipakai/dipasang tapi kertasnya di lubangi dibeberapa tempat, guntingin aja, palingan 3 lubang ukuran 0,5 x 4 cm (panjang x tinggi). Bisa dilakuin sendiri
7. potong kabel koil 2 cm (=ngurangin resistensi kabel sekitar 10%), Bisa dilakuin sendiri. Ingat masang kabelnya lagi harus bener2 kuat, caranya ditusukin dan diputar hingga ngedrat.
8. ganti pake busi Iridium (saran yang agak murah pake merek Sindengen/SDG 30rb) hasilnya lumayan. Klo mau tetep pake busi standar juga gapapa, cuman atur lagi celahnya jadi 0,9 – 1 mm
9. oli pake yang khusus motor (merek apa aja yang penting asli), trus pake yang 10/40.
10. ganti knalpot free flow, saran yang murah dan cukup ampuh pake bikinan Edi Sawangan (yang pelat pernis cuman 250 rb), atau AHAU 400rb….atau SKR 375rb…yang jelas tampilan jadi lebih sangar bin bengis karena bahan knalpot dari pelat yang di pernis doing plus coklat-coklat kaya karatan …jauh dari kesan klimis yang sering ditimbulkan bila pake knalpot aluminium atau krom…hehehe…no offense ya buat yang pake knalpot mahal 2… )
11. Posisi as roda pada penyetel kekencengan rantai diusahakan pada posisi sedepan mungkin, klo perlu potong 2 mata rantainya. Keuntungannya, jarak poros roda depan belakang makin pendek jadi motor lebih lincah bermanuver..khasiat lainnya buat mengurangi bunyi-bunyian dirantai karena rantai beradu dengan lengan ayun.
12. Per kopling di ganjel kurang lebih 1 mm, bisa pake potongan per kopling (bisa pake punya motor apa aja asal diameter sama, harga palingan 15 ribuan), tapi mesti ditipisin pake gerinda dulu biar ga ketebelan. Langkah ini sebaiknya dibengkel aja deh. Trus di ujung kabel kopling yang di atas bak mesin, diujungnya dipakein per yang sering dipakai di rem teromol (harga 5 ribuan) untuk ngedorong tuas pengungkit kopling agar baliknya cepet. Hasilnya kopling jadi cepet baliknya dan motor langsung loncat begitu kopling dilepas….yang jelas kedua langkah ini bisa juga diganti dengan pasang per kopling racing (100 – 150 rb, tapi awas, beberapa pemakai per kopling racing mengeluh motornya cuman enak 3 bulan, abis itu per jadi lembek dan kurang nendang lagi….per kopling standar terutama yang CBU kayanya lebih durable dan dengan diganjel, kekerasannya akan setara dengan per racing). Tapi perhitungkan efek sampingnya yakni jari tangan kiri jadi pegel2 klo lewat jalan macet.
13. Pulser digeser 1 ampe 2 mili…yang ini aku ga tau kenapa bisa bikim motor makin melesat, tapi aku praktekin hasilnya memang berasa kok. Suruh orang bengkel aja yang mundurin.
14. nah klo semua langkah diatas…atau beberapa aja deh…udah dilakukan pasti performa motor dah melonjak. Tapi khusus untuk temen2 di Jakarta ato daerah yang ramai dalam artian trek lintasan pendek2 yang mengakibatkan ga bisa leluasa pol gas di gigi 5 ato 6…maka disarankan ganti gir depan pake yang 13 mata (standarnya 14 mata) bisa pake punya yamaha crypton ato F1ZR…beli aja yang buatan aspira atau indopart cumin 30 ribuan…hasilnya motor lebih narik lagi ampe gigi 6 sekalipun. Langkah ini tidak mengurangi Top Speed secara signifikan (lagian kan disaranin buat yang sering kena macet jadi ga pernah nge-top speed..hehe) malahan justru bikin motor lebih cepat menggapai top speed.
Bila dana masih ada
Langkah lanjutan adalah mengganti CDI, koil dan camshaft racing…paling ga untuk 3 item ini butuh 1,5 juta..tapi sangat setimpal bila dilakukan..hehe.. saran pake CDI XP Andrion HP 7 (400 ribu) dipadu ama koil andrion juga (170 ribu). Sebagai informasi, untuk teman2 di jawa tengah ma timur lebih suka pake CDI Rextor. Untuk CDI BRT sebenarnya bagus juga, hanya saja menurut produsennya dan dari hasil test, BRT hanya cocok bila koil masih pake yang standar…klo koilnya racing malah kadang drop tenaganya atau CDI-nya cepet mati.

Bila CDI telah diganti racing maka sebaiknya per klep juga diganti yang lebih keras, bisa pake merek2 racing seperti WRD, CLD, TK, dll…atao bisa juga pake aslinya tapi diganjal 1 mm (ini lebih recommended karena kasusnya sama dengna per kopling, yang racing kadang jadi lembek lama-lama…
Untuk camshaft/noken as bisa pake WRD, CLD, Kawahara, Akutagawa (850 – 1 jutaan…ato NMF yang hampir 2jutaan)…ato apalah terserah…soalnya aku sendiri blum nyobain klo yang ini. Klo dah ganti chamshaft pake yang racing berarti langkah No. 5 tidak perlu dilakukan.
Semoga berguna.

SETTING GIGI RASIO FOR DRAG BIKE

SETTING GIGI RASIO
SETTING GIGI RASIO FOR DRAG BIKE penggemar penggemar balap bahkan modifikasi, seperti mengubah lingkar roda skubek alias skuter bebek. Entah menggunakan yang lebih besar atau lebih kecil. Para buanyak alasan! Karena virus bisa mengikuti alias tren modif, atau hanya mengejar percepatan."Tapi, ketika lingkar roda (pelek) sudah berubah, harus disesuaikan lagi. Salah satunya, gigi rasio," ujar Nanang Gunawan, pemilik MCC Motorsport di Jl. Batu Ampar I, No 100, Condet, Jakarta Timur.Karena menurut pria yang hafal tentang rasio roda gigi sekaligus untuk membuat rasio ini, perhitungan akan berbeda dari menjalankan motor. Ya! Perbedaan ketika menggunakan 14-inch roda lingkar diubah menjadi 17 inci. Dan sebaliknya.
"Jelas, ketika sepeda mempercepat. Dalam kondisi mesin standar atau bore-up, 14-inci velg akan lebih cepat dari 17-inch rims," ​​tambah pria yang katanya sudah melempar tulang ke pasukan rasio gigi penelitian ini balap Suzuki tim.

Namun, karena penggantian dari roda kecil masih akan resiko yang besar. "Akselerasi lebih berat tapi top speed akan lebih tinggi," kata Cokky, pemilik JP Racing Bintaro. Doi, juga sering bermain di balap pasar senggol skubek. Jadi, memahami juga tentang rasio.

Jadi ini menunjukkan bahwa kedua orang menanggung ketika mesin sudah habis dan diganti lingkar roda, rasio harus diubah. Jangan hanya mengganti rol aja. Bisa menggunakan lebih rasio ringan atau berat, tergantung kebutuhan.
Tapi ketika menaikkan atau menurunkan rasio, tidak dapat dari apapun! Apalagi di skubek! Jika bebek atau sport, ada final gear untuk transfer daya. Tapi untuk skubek, ada juga fungsi seperti gigi rolleryang akhir.

"Perhitungan lain, pastikan tenaga mesin tenaga mesin besar,. Tentu berbeda dengan mesin daya kecil," kata Nanang pusat penelitian untuk rasio gigi juga skubek. Ya! Logikanya, tenaga mesin lebih besar dari motor dapat memberikan lebih cepat untuk target daripada mesin yang lebih kecil. Gunakan rasio terlalu enteng, sehingga napas bermotor lebih cepat.

Pakai rasio berat, membuat sepeda jadi lebih lama awalan. Bingung? Tidak! Di sini, kita mencoba untuk menghitung dengan yuk aja!
Ambil contoh Yamaha Mio. Produsen garputala Gigi rasio standar skubek, pakai mata 13/40. Ketika memakai pelek 14 inci, maka perhitungan rasio menjadi 13/10 = 14 / X. Maka X = 43,076. Nah, serta skubek sudah mengganti ban 17 inci. X menghitung harus 43,076.

Karena jika kita menggunakan 17 inci yang sama namun rasio. Jadi tumbuh sejumlah besar alias berat. Ya, 13/40 = 17 / X X = 52,307. Sekarang, ini adalah penyebab skubek berlari lambat ketika mengubah rims lebih besar tapi kecepatan masih lebih besar.

Nah, biarkan aku berjalan lebih mantap melaju alias. "Seting perlu memprogram ulang Gigi Rasio Hubungan Pelek Dan Rasio" untuk menggantikan rasio yang tepat. Di pasaran, sudah ada gigi rasio aftermarket. Harga jual, mulai dari Rp 350 ribuan, tergantung merek.

Tanpa merek panggilan, ada dua gigi rasio ditawarkan. Ya, ukuran 15/40 dan 15/39 mata mata. Kedua rasio ini, bisa menjawab kekurangan skubek berpelek 17 inci. Itu karena perhitungan rasio, rada mirip dengan gigi rasio standar.

Hitung? Oke! 15/40 = 17 / X sehingga X = 45,333. Tetapi jika Anda ingin lebih enteng lagi, silakan memakai ukuran 15/39. Karena hasil, 15/39 = 17 / X maka X = 44,155. Begitunya, roda yang lebih besar, saya juga dipercepat lagi.

Efek Merubah Kombinasi Final Gear Satria FU Standar

Tak banyak rider Satria FU seperti bro Joko ini. Usianya mungkin tidak muda lagi (jauh lebih tua dari saya kayaknya, hehe). Tapi antusiasme dan hobi ngoprek motornya tak juga surut walau ‘buntutnya’ terus bertambah (pulang nyeting motor dijalan biasanya doi terusin nyeting bini di rumah) hahaha. Selain doyan nyeting dan test motor, kawan saya yang satu ini juga aktif di forum-forum FU dan kritis kalo udah nimbrung diskusi seputar fu. Seringkali postingannya di forum FU bikin ramai, karena topik bahasannya sederhana namun nyata. Terlihat sepele namun sering terlewatkan atau tidak disadari rider FU kebanyakan. Salah satunya adalah soal setting final gear atau sprocket di satria FU.
Berikut ini adalah tulisan keduanya di rubrik artikel tamu di satria155.com. Read Through!
————
NGUTAK ATIK KOMBINASI FINAL GEAR
Sprocket Final GearFinal gear adalah rangkaian terakhir dalam pendistribusian daya/power dari mesin ke roda, seperti yg kita tahu, power/tenaga motor tercipta dari proses kompresi/pemadatan campuran bahan bakar dan udara yg dipantik oleh api busi ketika piston berada di TMA dan menghasilkan ledakan.
Akibat ledakan tersebut maka terlontarlah kruk as ke TMB, nah dengan bobot yg dimilikinya maka terciptalah yang namanya moment puntir kruk as…,nah moment puntir yg sudah tercipta kemudian memutar mulai dari rumah kopling, gigi primer, gigi rasio sampai akhirnya memutar roda melalui perantara FINAL GEAR, khusus pada artikel kali ini kita hanya membahas FINAL GEAR (sprocket) yach…tidak gearbox rasio.
Melalui final gear tersebut maka karakter motor bisa ditentukan…
Mau mengejar akselerasi atau mengejar top speed…?,mau nafas pendek atau mau nafas panjang..?,kalo mau nafas wangi lain ceritanya..hehehe..
Dalam perbincangan sesama FUers terkadang ada pertanyaan…,
Bro A : Bro motor gue standart tp koq nafasnya terasa pendek banget yach…?
Bro B : Ganti gear belakangnya sama yg kecilan…,atau ganti sama gear depan yg gedean.
Bro A : Ganti ukuran berapa ?
Bro B : Hhmmmm…berapa yach…,coba 39 : 14 aja…,bengkel gue sich rata2 pada make ukuran segitu.
Bro A : Okeeh..thank bro..
Atau ada lagi percakapan lainnya…
Bro A : Cuy…gear 41 : 13 sama gear 43 : 14 beratan mana yach…?
Bro B : Beratan 41 laaah, 41 kan lebih kecil dari 43..
Bro A : Kalo 40 : 15 sama 38 : 14 beratan mana bro ?
Bro B : Beratan 38 : 14 laaah…38 kan lebih kecil dari 40
Bro A : Gue mau main standaran track 500 nich..,pake gear brp yach ?
bro B : Pake 39 : 15 atau 41 : 15 aja, bengkel gue kemaren pake gear segitu menang…
Hehehe,,, dari percakapan diatas sebenernya jawaban tidak bisa diberikan hanya berdasarkan feeling atau ikut-ikutan seperti bro B tersebut.. Untuk menghemat biaya setting final gear, sebaiknya harus pakai hitungan, supaya gak salah bolak balik beli+ganti gear karena gak pas, jadi jangan asal main tebak-tebakan kecuali kalo udah hapal diluar kepala, toh dengan menghitung jg rumusnya mudah koq..anak SD aja jg bisa.
Hanya dengan membagi jumlah mata gear belakang dengan gear depan, kita sudah bisa mengetahui mana yg lebih berat dan mana yg lebih ringan…,mana yg akselerasinya lebih ringan dan mana yg top speednya lebih tinggi.
“Makin besar hasil bagi” nya maka karakter gear tersebut makin ringan alias enak untuk akselerasi.
Sebaliknya “makin kecil hasil bagi nya” maka karakter gear tersebut makin berat, alias cocok untuk mengejar top speed dan nafasnya lebih panjang. Nah sekarang mari kita lihat beberapa contoh kombinasi gear yang ada di dalam percakapannya si mas Bro diatas.
Contoh
39 : 14 = 2,78
41 : 13 = 3,15
43 : 14 = 3,07
40 : 15 = 2,66
38 : 14 = 2,71
39 : 15 = 2,6
41 : 15 = 2,73
Nah dari hasil hitung2an diatas kita bisa tau…,bahwa gear belakang lebih kecil tidak selalu lebih berat, dan gear depan lebih besar jg tidak selalu lebih berat.
Dalam menentukan besaran kombinasi gear, selain harus dihitung juga diperlukan rasa sadar diri…,maksudnya sadar diri kalo motor masih standart. Jadi gak usah ngoyo pakai gear kecil dengan alasan ingin mengejar top speed supaya bisa lebih tinggi. Misalkan Satria FU standart dengan kombinasi gear 43:14 top speed yg didapat di track 800m adalah 135kpj, lantas karena berniat ingin menambah top speed maka dia mengecilkan gear belakang menjadi 37:14. Lalu apa yg dirasa ? yang dirasa adalah nafas motor di tiap gigi menjadi lebih panjang. Lalu bagaimana dengan top speednya ?, dengan mesinnya yang masih standart ya JANGAN HARAP harap top speednya akan meningkat HANYA dengan mengecilkan gear belakang. Karena apa..? Karena itu cuma FATAMORGANA alias ilusi…hehehe
Fatamorgana 1 :
Dengan penggantian gear belakang lebih kecil napas terasa lebih panjang, ini bukan berarti bagu. Fakta yg terjadi adalah motor keberatan dikasih kombinasi gear segitu. Jadi memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai peak power di setiap giginya…ini yang membuat nafas terasa lebih panjang, padahal sesungguhnya mesin tersiksa. Oooohh teganya..hehehe
Fatamorgana 2 :
Dengan nafas yang terasa lebih panjang power motor terasa seperti tidak ada habis-habisnya…,dan biasanya si rider akan berkomentar: “Powernya masih ada bro,,,tapi tracknya keburu habis nich”
Hehehe…ya terang aja tracknya keburu habis…umpama tracknya ditambah 500m lagi juga tetep aja top speed gak akan bertambah, yang ada malah berkurang karena mesin gak kuat untuk mencapai peak power yang seharusnya.
Jadi untuk motor standart yg ingin menambah akselerasi..,langkah termudah yang bisa dilakukan adalah, mengganti knalpot racing dankarburator (pilar 1 dan 2), untuk bumbunya boleh ditambah porting polish. Sedangkan untuk menambah top speed caranya adalah dengan menaikkan limiter CDI. Karena RPM itu equivalent dgn capaian top speed di setiap giginya, artinya sudah dipatok, dimotor dengan stroke standart top speed 140kpj pasti didapat diangka 10.000rpm, top speed 150kpj pasti diangka 11.000rpm, dan 160kpj pasti diangka 11.500rpm (red line sekaligus safe rpm nya stroke 48,8mm).
Kalo mau nambah top speed gantilah CDI nya dengan yang bisa berkitir lebih tinggi lagi (CDI Racing). Nah untuk menambah percepatan dalam mencapai top speed sehingga dapat diraih dengan jarak yang lebih pendek..itu tugas knalpot, karbu, desain portingan dan camshaft (untuk camshaft/noken as sebenernya belum penting-penting amat kalo cuma untuk motor standart aja mah..menurut saya)
Kembali ke urusan kombinasi gearset…
Berarti kalo cuma motor standart gak usah menurunkan gear belakang untuk menambah top speed…Karena itu menurut saya salah karena gak ngefek….alias FATAMORGANA. Hehe.
by
Satria Lone Rider
Joko Prasetyo Subangun Bantal

FB-COMMENT