FB-LIKE

Rabu, 10 Juli 2013

Korek Harian Lagi by CMS Speed

1. Langkah pertama yg paling gampang, ganti Pilot jet dengan ukuran 17.5, bisa pake punya shogun lama. Harga palingan 30rb. Klo mau lebih murah pake merek Kitaco harnganya 17,5ribuan

2. Lepas paking kepala silinder, pake 1 lapis aja yang tengah, langkah ini berarti naikin rasio kompresi dari standarnya 10,2 menjadi sekitar 11,4. Langkah ini siy ke bengkel aja, misalnya sekalian pas servis besar. Klo mau naikin kompresinya lebih tinggi lagi, paking blok bawah bisa dilepas dan ga usah pake paking, cukup pake lem paking aja (yang atas tetep pake 1 paking), trik ini dah dicoba mekanik jogja dan terbukti piston gak tabrakan dengan klep ataupun ada kebocoran oli. Langkah lepas paking blok bawah ini pengen aku cobain tapi blum sempet, ntar pas servis besar lagi aja kayanya.
3. Porting lubang in & out. Lubang in dan out masing-masing di gedein diameternya 1 mm Yang ini juga harus ke bengkel. Beberapa bengkel top mematok harga 300rb hingga 500rb. Tapi bengkel2 balap rumahan palingan 100rb.
4. Ganti karbu (berarti langkah nomor 1 ga perlu), saran pake punya RX King (karena murah, dan cocok dan bisa langsung pasang ke intake manifold dan filter udara standar), spuyer bisa coba PJ 20 MJ 135, setelan udara 1,5 putaran berlawanan arah jarum jam (plis note tiap motor bisa beda2), posisi klip jarum skep di ulir nomor 2 dari atas. Alternatif lain bisa juga pake punya NSR SP yakni Keihin PE 28 harga barunya 600 rbuan yang Thailand (Awas barang palsu china). Klo ganti karbu, sebaiknya juga pasang keran bensin model kompresor buat gantiin aslinya yang model vakum…biar aliran bensin lancar…
5. majuin gigi TOP 1 mata, ini berarti majuin waktu buka tutup katub masuk dan buang. Kalo mau lebih advance lagi setingannya adalah klep masuknya dimajuin 1 mata trus buangnya dimundurin 1 mata…istilah teknisnya buat nyempitin LSA-nya (Lobe Separation Angle…buat optimalkan proses pembilasan di putaran tinggi…hehehe…bingung, bingung deh….), hasilnya juga mantap tapi kerenggangan klep harus dibikin lebih sempit (jadi in 0,07 mm dan out 0,1 mm) dari ukuran standarnya dengan cara mainin tebal shim-nya. Yang ini siy jelas mending ke bengkel aja deh…trus bengkelnya juga harus yang jago.
6. lepas saringan udara (klo dah ganti karbu), yang dilepas hanya elemen saringan udaranya aja…itu tuh yang ada ada kertas saringanya. Sedangkan boknya masih terpasang dan tersambung ke karbu . Kalo masih tetap mau andalkan karbu standar maka saringan satndar masih dapat dipakai/dipasang tapi kertasnya di lubangi dibeberapa tempat, guntingin aja, palingan 3 lubang ukuran 0,5 x 4 cm (panjang x tinggi). Bisa dilakuin sendiri
7. potong kabel koil 2 cm (=ngurangin resistensi kabel sekitar 10%), Bisa dilakuin sendiri. Ingat masang kabelnya lagi harus bener2 kuat, caranya ditusukin dan diputar hingga ngedrat.
8. ganti pake busi Iridium (saran yang agak murah pake merek Sindengen/SDG 30rb) hasilnya lumayan. Klo mau tetep pake busi standar juga gapapa, cuman atur lagi celahnya jadi 0,9 – 1 mm
9. oli pake yang khusus motor (merek apa aja yang penting asli), trus pake yang 10/40.
10. ganti knalpot free flow, saran yang murah dan cukup ampuh pake bikinan Edi Sawangan (yang pelat pernis cuman 250 rb), atau AHAU 400rb….atau SKR 375rb…yang jelas tampilan jadi lebih sangar bin bengis karena bahan knalpot dari pelat yang di pernis doing plus coklat-coklat kaya karatan …jauh dari kesan klimis yang sering ditimbulkan bila pake knalpot aluminium atau krom…hehehe…no offense ya buat yang pake knalpot mahal 2… )
11. Posisi as roda pada penyetel kekencengan rantai diusahakan pada posisi sedepan mungkin, klo perlu potong 2 mata rantainya. Keuntungannya, jarak poros roda depan belakang makin pendek jadi motor lebih lincah bermanuver..khasiat lainnya buat mengurangi bunyi-bunyian dirantai karena rantai beradu dengan lengan ayun.
12. Per kopling di ganjel kurang lebih 1 mm, bisa pake potongan per kopling (bisa pake punya motor apa aja asal diameter sama, harga palingan 15 ribuan), tapi mesti ditipisin pake gerinda dulu biar ga ketebelan. Langkah ini sebaiknya dibengkel aja deh. Trus di ujung kabel kopling yang di atas bak mesin, diujungnya dipakein per yang sering dipakai di rem teromol (harga 5 ribuan) untuk ngedorong tuas pengungkit kopling agar baliknya cepet. Hasilnya kopling jadi cepet baliknya dan motor langsung loncat begitu kopling dilepas….yang jelas kedua langkah ini bisa juga diganti dengan pasang per kopling racing (100 – 150 rb, tapi awas, beberapa pemakai per kopling racing mengeluh motornya cuman enak 3 bulan, abis itu per jadi lembek dan kurang nendang lagi….per kopling standar terutama yang CBU kayanya lebih durable dan dengan diganjel, kekerasannya akan setara dengan per racing). Tapi perhitungkan efek sampingnya yakni jari tangan kiri jadi pegel2 klo lewat jalan macet.
13. Pulser digeser 1 ampe 2 mili…yang ini aku ga tau kenapa bisa bikim motor makin melesat, tapi aku praktekin hasilnya memang berasa kok. Suruh orang bengkel aja yang mundurin.
14. nah klo semua langkah diatas…atau beberapa aja deh…udah dilakukan pasti performa motor dah melonjak. Tapi khusus untuk temen2 di Jakarta ato daerah yang ramai dalam artian trek lintasan pendek2 yang mengakibatkan ga bisa leluasa pol gas di gigi 5 ato 6…maka disarankan ganti gir depan pake yang 13 mata (standarnya 14 mata) bisa pake punya yamaha crypton ato F1ZR…beli aja yang buatan aspira atau indopart cumin 30 ribuan…hasilnya motor lebih narik lagi ampe gigi 6 sekalipun. Langkah ini tidak mengurangi Top Speed secara signifikan (lagian kan disaranin buat yang sering kena macet jadi ga pernah nge-top speed..hehe) malahan justru bikin motor lebih cepat menggapai top speed.
Bila dana masih ada
Langkah lanjutan adalah mengganti CDI, koil dan camshaft racing…paling ga untuk 3 item ini butuh 1,5 juta..tapi sangat setimpal bila dilakukan..hehe.. saran pake CDI XP Andrion HP 7 (400 ribu) dipadu ama koil andrion juga (170 ribu). Sebagai informasi, untuk teman2 di jawa tengah ma timur lebih suka pake CDI Rextor. Untuk CDI BRT sebenarnya bagus juga, hanya saja menurut produsennya dan dari hasil test, BRT hanya cocok bila koil masih pake yang standar…klo koilnya racing malah kadang drop tenaganya atau CDI-nya cepet mati.

Bila CDI telah diganti racing maka sebaiknya per klep juga diganti yang lebih keras, bisa pake merek2 racing seperti WRD, CLD, TK, dll…atao bisa juga pake aslinya tapi diganjal 1 mm (ini lebih recommended karena kasusnya sama dengna per kopling, yang racing kadang jadi lembek lama-lama…
Untuk camshaft/noken as bisa pake WRD, CLD, Kawahara, Akutagawa (850 – 1 jutaan…ato NMF yang hampir 2jutaan)…ato apalah terserah…soalnya aku sendiri blum nyobain klo yang ini. Klo dah ganti chamshaft pake yang racing berarti langkah No. 5 tidak perlu dilakukan.
Semoga berguna.

SETTING GIGI RASIO FOR DRAG BIKE

SETTING GIGI RASIO
SETTING GIGI RASIO FOR DRAG BIKE penggemar penggemar balap bahkan modifikasi, seperti mengubah lingkar roda skubek alias skuter bebek. Entah menggunakan yang lebih besar atau lebih kecil. Para buanyak alasan! Karena virus bisa mengikuti alias tren modif, atau hanya mengejar percepatan."Tapi, ketika lingkar roda (pelek) sudah berubah, harus disesuaikan lagi. Salah satunya, gigi rasio," ujar Nanang Gunawan, pemilik MCC Motorsport di Jl. Batu Ampar I, No 100, Condet, Jakarta Timur.Karena menurut pria yang hafal tentang rasio roda gigi sekaligus untuk membuat rasio ini, perhitungan akan berbeda dari menjalankan motor. Ya! Perbedaan ketika menggunakan 14-inch roda lingkar diubah menjadi 17 inci. Dan sebaliknya.
"Jelas, ketika sepeda mempercepat. Dalam kondisi mesin standar atau bore-up, 14-inci velg akan lebih cepat dari 17-inch rims," ​​tambah pria yang katanya sudah melempar tulang ke pasukan rasio gigi penelitian ini balap Suzuki tim.

Namun, karena penggantian dari roda kecil masih akan resiko yang besar. "Akselerasi lebih berat tapi top speed akan lebih tinggi," kata Cokky, pemilik JP Racing Bintaro. Doi, juga sering bermain di balap pasar senggol skubek. Jadi, memahami juga tentang rasio.

Jadi ini menunjukkan bahwa kedua orang menanggung ketika mesin sudah habis dan diganti lingkar roda, rasio harus diubah. Jangan hanya mengganti rol aja. Bisa menggunakan lebih rasio ringan atau berat, tergantung kebutuhan.
Tapi ketika menaikkan atau menurunkan rasio, tidak dapat dari apapun! Apalagi di skubek! Jika bebek atau sport, ada final gear untuk transfer daya. Tapi untuk skubek, ada juga fungsi seperti gigi rolleryang akhir.

"Perhitungan lain, pastikan tenaga mesin tenaga mesin besar,. Tentu berbeda dengan mesin daya kecil," kata Nanang pusat penelitian untuk rasio gigi juga skubek. Ya! Logikanya, tenaga mesin lebih besar dari motor dapat memberikan lebih cepat untuk target daripada mesin yang lebih kecil. Gunakan rasio terlalu enteng, sehingga napas bermotor lebih cepat.

Pakai rasio berat, membuat sepeda jadi lebih lama awalan. Bingung? Tidak! Di sini, kita mencoba untuk menghitung dengan yuk aja!
Ambil contoh Yamaha Mio. Produsen garputala Gigi rasio standar skubek, pakai mata 13/40. Ketika memakai pelek 14 inci, maka perhitungan rasio menjadi 13/10 = 14 / X. Maka X = 43,076. Nah, serta skubek sudah mengganti ban 17 inci. X menghitung harus 43,076.

Karena jika kita menggunakan 17 inci yang sama namun rasio. Jadi tumbuh sejumlah besar alias berat. Ya, 13/40 = 17 / X X = 52,307. Sekarang, ini adalah penyebab skubek berlari lambat ketika mengubah rims lebih besar tapi kecepatan masih lebih besar.

Nah, biarkan aku berjalan lebih mantap melaju alias. "Seting perlu memprogram ulang Gigi Rasio Hubungan Pelek Dan Rasio" untuk menggantikan rasio yang tepat. Di pasaran, sudah ada gigi rasio aftermarket. Harga jual, mulai dari Rp 350 ribuan, tergantung merek.

Tanpa merek panggilan, ada dua gigi rasio ditawarkan. Ya, ukuran 15/40 dan 15/39 mata mata. Kedua rasio ini, bisa menjawab kekurangan skubek berpelek 17 inci. Itu karena perhitungan rasio, rada mirip dengan gigi rasio standar.

Hitung? Oke! 15/40 = 17 / X sehingga X = 45,333. Tetapi jika Anda ingin lebih enteng lagi, silakan memakai ukuran 15/39. Karena hasil, 15/39 = 17 / X maka X = 44,155. Begitunya, roda yang lebih besar, saya juga dipercepat lagi.

Efek Merubah Kombinasi Final Gear Satria FU Standar

Tak banyak rider Satria FU seperti bro Joko ini. Usianya mungkin tidak muda lagi (jauh lebih tua dari saya kayaknya, hehe). Tapi antusiasme dan hobi ngoprek motornya tak juga surut walau ‘buntutnya’ terus bertambah (pulang nyeting motor dijalan biasanya doi terusin nyeting bini di rumah) hahaha. Selain doyan nyeting dan test motor, kawan saya yang satu ini juga aktif di forum-forum FU dan kritis kalo udah nimbrung diskusi seputar fu. Seringkali postingannya di forum FU bikin ramai, karena topik bahasannya sederhana namun nyata. Terlihat sepele namun sering terlewatkan atau tidak disadari rider FU kebanyakan. Salah satunya adalah soal setting final gear atau sprocket di satria FU.
Berikut ini adalah tulisan keduanya di rubrik artikel tamu di satria155.com. Read Through!
————
NGUTAK ATIK KOMBINASI FINAL GEAR
Sprocket Final GearFinal gear adalah rangkaian terakhir dalam pendistribusian daya/power dari mesin ke roda, seperti yg kita tahu, power/tenaga motor tercipta dari proses kompresi/pemadatan campuran bahan bakar dan udara yg dipantik oleh api busi ketika piston berada di TMA dan menghasilkan ledakan.
Akibat ledakan tersebut maka terlontarlah kruk as ke TMB, nah dengan bobot yg dimilikinya maka terciptalah yang namanya moment puntir kruk as…,nah moment puntir yg sudah tercipta kemudian memutar mulai dari rumah kopling, gigi primer, gigi rasio sampai akhirnya memutar roda melalui perantara FINAL GEAR, khusus pada artikel kali ini kita hanya membahas FINAL GEAR (sprocket) yach…tidak gearbox rasio.
Melalui final gear tersebut maka karakter motor bisa ditentukan…
Mau mengejar akselerasi atau mengejar top speed…?,mau nafas pendek atau mau nafas panjang..?,kalo mau nafas wangi lain ceritanya..hehehe..
Dalam perbincangan sesama FUers terkadang ada pertanyaan…,
Bro A : Bro motor gue standart tp koq nafasnya terasa pendek banget yach…?
Bro B : Ganti gear belakangnya sama yg kecilan…,atau ganti sama gear depan yg gedean.
Bro A : Ganti ukuran berapa ?
Bro B : Hhmmmm…berapa yach…,coba 39 : 14 aja…,bengkel gue sich rata2 pada make ukuran segitu.
Bro A : Okeeh..thank bro..
Atau ada lagi percakapan lainnya…
Bro A : Cuy…gear 41 : 13 sama gear 43 : 14 beratan mana yach…?
Bro B : Beratan 41 laaah, 41 kan lebih kecil dari 43..
Bro A : Kalo 40 : 15 sama 38 : 14 beratan mana bro ?
Bro B : Beratan 38 : 14 laaah…38 kan lebih kecil dari 40
Bro A : Gue mau main standaran track 500 nich..,pake gear brp yach ?
bro B : Pake 39 : 15 atau 41 : 15 aja, bengkel gue kemaren pake gear segitu menang…
Hehehe,,, dari percakapan diatas sebenernya jawaban tidak bisa diberikan hanya berdasarkan feeling atau ikut-ikutan seperti bro B tersebut.. Untuk menghemat biaya setting final gear, sebaiknya harus pakai hitungan, supaya gak salah bolak balik beli+ganti gear karena gak pas, jadi jangan asal main tebak-tebakan kecuali kalo udah hapal diluar kepala, toh dengan menghitung jg rumusnya mudah koq..anak SD aja jg bisa.
Hanya dengan membagi jumlah mata gear belakang dengan gear depan, kita sudah bisa mengetahui mana yg lebih berat dan mana yg lebih ringan…,mana yg akselerasinya lebih ringan dan mana yg top speednya lebih tinggi.
“Makin besar hasil bagi” nya maka karakter gear tersebut makin ringan alias enak untuk akselerasi.
Sebaliknya “makin kecil hasil bagi nya” maka karakter gear tersebut makin berat, alias cocok untuk mengejar top speed dan nafasnya lebih panjang. Nah sekarang mari kita lihat beberapa contoh kombinasi gear yang ada di dalam percakapannya si mas Bro diatas.
Contoh
39 : 14 = 2,78
41 : 13 = 3,15
43 : 14 = 3,07
40 : 15 = 2,66
38 : 14 = 2,71
39 : 15 = 2,6
41 : 15 = 2,73
Nah dari hasil hitung2an diatas kita bisa tau…,bahwa gear belakang lebih kecil tidak selalu lebih berat, dan gear depan lebih besar jg tidak selalu lebih berat.
Dalam menentukan besaran kombinasi gear, selain harus dihitung juga diperlukan rasa sadar diri…,maksudnya sadar diri kalo motor masih standart. Jadi gak usah ngoyo pakai gear kecil dengan alasan ingin mengejar top speed supaya bisa lebih tinggi. Misalkan Satria FU standart dengan kombinasi gear 43:14 top speed yg didapat di track 800m adalah 135kpj, lantas karena berniat ingin menambah top speed maka dia mengecilkan gear belakang menjadi 37:14. Lalu apa yg dirasa ? yang dirasa adalah nafas motor di tiap gigi menjadi lebih panjang. Lalu bagaimana dengan top speednya ?, dengan mesinnya yang masih standart ya JANGAN HARAP harap top speednya akan meningkat HANYA dengan mengecilkan gear belakang. Karena apa..? Karena itu cuma FATAMORGANA alias ilusi…hehehe
Fatamorgana 1 :
Dengan penggantian gear belakang lebih kecil napas terasa lebih panjang, ini bukan berarti bagu. Fakta yg terjadi adalah motor keberatan dikasih kombinasi gear segitu. Jadi memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai peak power di setiap giginya…ini yang membuat nafas terasa lebih panjang, padahal sesungguhnya mesin tersiksa. Oooohh teganya..hehehe
Fatamorgana 2 :
Dengan nafas yang terasa lebih panjang power motor terasa seperti tidak ada habis-habisnya…,dan biasanya si rider akan berkomentar: “Powernya masih ada bro,,,tapi tracknya keburu habis nich”
Hehehe…ya terang aja tracknya keburu habis…umpama tracknya ditambah 500m lagi juga tetep aja top speed gak akan bertambah, yang ada malah berkurang karena mesin gak kuat untuk mencapai peak power yang seharusnya.
Jadi untuk motor standart yg ingin menambah akselerasi..,langkah termudah yang bisa dilakukan adalah, mengganti knalpot racing dankarburator (pilar 1 dan 2), untuk bumbunya boleh ditambah porting polish. Sedangkan untuk menambah top speed caranya adalah dengan menaikkan limiter CDI. Karena RPM itu equivalent dgn capaian top speed di setiap giginya, artinya sudah dipatok, dimotor dengan stroke standart top speed 140kpj pasti didapat diangka 10.000rpm, top speed 150kpj pasti diangka 11.000rpm, dan 160kpj pasti diangka 11.500rpm (red line sekaligus safe rpm nya stroke 48,8mm).
Kalo mau nambah top speed gantilah CDI nya dengan yang bisa berkitir lebih tinggi lagi (CDI Racing). Nah untuk menambah percepatan dalam mencapai top speed sehingga dapat diraih dengan jarak yang lebih pendek..itu tugas knalpot, karbu, desain portingan dan camshaft (untuk camshaft/noken as sebenernya belum penting-penting amat kalo cuma untuk motor standart aja mah..menurut saya)
Kembali ke urusan kombinasi gearset…
Berarti kalo cuma motor standart gak usah menurunkan gear belakang untuk menambah top speed…Karena itu menurut saya salah karena gak ngefek….alias FATAMORGANA. Hehe.
by
Satria Lone Rider
Joko Prasetyo Subangun Bantal

FB-COMMENT